Minggu, 12 Februari 2017

PLANNING

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsimanajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain—pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan—tak akan dapat berjalan.  Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
1.2  Rumusan masalah
a.       Apa Pengertian perencanaan?
b.      Mengapa fungsi perencanaan disebut fungsi fundamental?
c.       Apa langkah-langkah penyusun rencana?
d.      Apa tipe-tipe perencanaan?
e.       Bagaimana pendekatan dalam perencanaan?
1.3 tujuan
a.       Untuk mengetahui Pengertian perencanaan?
b.      Untuk mengetahui Mengapa fungsi perencanaan disebut fungsi fundamental?
c.       Untuk mengetahui Apa langkah-langkah penyusun rencana?
d.      Untuk mengetahui Apa tipe-tipe perencanaan?
e.       Untuk mengetahui Bagaimana pendekatan dalam perencanaan?
1.4 manfaat
a.       Agar bisa mengetahui Apa Pengertian perencanaan?
b.      Agar bisa mengetahui Mengapa fungsi perencanaan disebut fungsi fundamental?
c.       Agar bisa mengetahui Apa langkah-langkah penyusun rencana?
d.      Agar bisa mengetahui Apa tipe-tipe perencanaan?
e.       Agar bisa mengetahui Bagaimana pendekatan dalam perencanaan?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  PENGERTIAN PERENCANAAN
1.      Dalam ilmu menejemen menjelaskan bahwa salah satu fungsi pokok manajemen adalah perencanaan, dimana dalam ilmu manajemen menjelaskan bahwa fungsi pokok manajemen terdiri dari perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Perencanaanmerupakan salah satu fungsi pokok manajemen yang pertama harus dijalankan. Sebab tahap awal dalam melakukan aktivitas perusahaan sehubungan dengan pencapaian tujuan organisasi perusahaan adalah dengan membuat perencanaan.

Definisi perencanaan dikemukakan oleh Erly Suandy (2001:2) sebagai berikut :
“Secara umum perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi (perusahaan) dan kemudian menyajikan (mengartikulasikan) dengan jelas strategi-strategi (program), taktik-taktik (tata cara pelaksanaan program) dan operasi (tindakan) yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh.”
2.      Dalam manajemenPerencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tidak akan dapat berjalan. Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
3.      Beberapa Arti Perencanaan Menurut Para Ahli :
1.      Garth N.Jone, Perencanaan adalah suatu proses pemilihan dan pengembanngan dari pada tindakan yang paling baik untuk pencapaian tugas.
2.      M.Farland, Perencanan adalah suatu fungsi dimana pimpinan kemungkinan mengunakan sebagian pengaruhnya untuk mengubah daripada wewenangnya.
3.      Abdulrachman (1973), Perencanaan adalah pemikiran rasional berdasarkan fakta-fakta dan atau perkiraan yang mendekat (estimate) sebagai persiapan untuk melaksanakan tindakan-tindakan kemudian.
4.      Siagian (1994), Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penetuan secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian yang telah ditentukan.
5.      Terry (1975), Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta, membuat serta menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa datang dengan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu.
6.      Kusmiadi (1995), Perencanaan adalah  proses dasar yang kita gunakan  untuk memilih tujuan-tujuan dan menguraikan bagaimana cara pencapainnya.
7.      Soekartawi (2000), Perencanaan adalah pemilihan alternatif atau pengalokasian berbagai sumber daya yang tersedia.
Kegunaan atau fungsi perencanaan dalam manajemen
Ada beberapa Fungsi perencanaan dalam manajemen yang sangat menguntungkan bagi kita, antara lain :
1.      Untuk membedakan arah dari setiap kegiatan dengan jelas sehingga haasil diperoleh bisa seefektif dan seefisien mungkin.
2.      Untuk mengevaluasi setiap tujuan-tujuan yang telah dilakukan sehingga penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dapat dihindari lebih awal.
3.      Memudahkan pelaksanaan kegiatan untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan yang mungkin mincul sehingga lebih waspada dan dapat diselesaikan dengan cepat.
4.      Menghindari pertumbuhan dan perkembangan yang tidak terkendali.
Tujuan perencanaan
 Mengemukakan tentang tujuan perencanaan, yaitu :
1.      Untuk memberikan pengarahan baik buat manajer maupun karyawan non manajerial.
2.      Untuk mengurangi ketidak pastian
3.      Untuk meminimalisir pemborosan
4.      Untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusian.

2.2  FUNGSI PERENCANAAN  DISEBUT FINGSI FUDEMENTAL
1.      Perencanaan ( planning ) adalah fungsi fundamental (dasar ) karena semua fungsi – fungsi manajemen harus di rencanakan. Ini berkaitan dengan penyusunan tujuan dan penjabaran nya dalam bentuk perencanaan untuk mencapai suatu tujuan. Perencanaan diperlukan untuk memastikan penggunaan yang tepat sumber daya manusia dan non-manusia, dan juga membantu dalam menghindari kebingungan, ketidakpastian, risiko, wastages dll.

Manfaat perencanaan yaitu :
a)      Sebagai pedoman atas apa yang akan di lakukan.
b)      Sebagai tolak ukur keberhasilan.
c)      Merupakan menjadi tujuan utama.
Dampak negative dari perencanaan yaitu ;
a)      Orang – orang menjadi cenderung tidak kreatif.
b)      Akibatnya statis menjadi lambat.

2.3 LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN RENCANA

1. Penetapan Tujuan Organisasi
Penetapan tujuan awal organisasi merupakan bagian awal dari proses penyusunan perencanaan. Tujuan organisasi ibarat kompas ayang dijadikan arah abgi keputusan dan aktivitas organisasi. Perumusan tujuan harus dibuat sejelas mungkin dan sedapat mungkin bersifat kuantitatif. Sedangkan perumusan tujuan yang bersifat kualitatif  memiliki kecenderungan dalam salah tafsir dari berbagai pihak atau dapat menimbulkan salah persepsi sehingga memberi kesan adanya pelonggaran di dalam pencapaian tujuan organisasi. Tanpa perumusan tujuan organisasi yang tegas dan jelas maka organisasi akan menghamburkan sumber daya secara berlebihan. Mengenal priorotas akan kekhasan tujuan organisasi akan membuat manajemen dapat menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien. Perumusan organisasi snagat penting baik bagi perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Perumusan tujuan organisasi merupakan prioritas pertama atau kedua, dikarenakan penetapan tujuan organisai merupakan langkah pertama yang sangat esensial didalam perencanaan, maka pemimpin/manajer harus dapat membuat perencanaan yang efektif dan efisien. Kegagalam atau tidak merumuskan tujaun organisasi disebabkan :
         Keengganan menetapkan alternatif tujuan. Seringkali pemimpin/manajer dihdapkan kepada berbagai keukaran mengakui kenyataan bahwa tidak semua hal dapat dicapainya, akibatnya pemimpin/manajer enggan membuat komitmen organisasi kepada satu tujuan jika tidak tercapai maka pemimpin/manajer dihadapkan kepada penilaian tidak berhasil
         Takut gagal. Pemimpin/manajer yang menetapkan satu tujuan umumnya takut tidak mencapainya (gagal) dan oleh karena itu pemimpin/manajer sering merumuskan banyak tujuan yang akan dicapai. Meskipun ada menajer bertipe berani menghadapi resiko akan tetapi umumnya resiko sering kali dihindari sedapat mungkin
         Kekurangan pengetahuan tentang organisasi. Pemimpin/manajer akan menetapkan tujuan organisasi yang tepat, jika pemimpin/manajer tidak mempunyai pengetahuan yang luas tentang organisasi dan unit-unitnya. Setiap bagian (unit) mempunyai keterkaitan yang luas dengan tujuan organisasi secara keseluruhan. Pemimpin/manajer harus mengetahui berbagai karakteristik unit dan organisasi secara keseluruhan agar dengan mudah dapat mengarahkan dan mengelola sarana dan prasarana secara efktif dan efisien
         Kekurangan pengetahuan akan lingkungan. Pemimpin/manajer disamping mengetahui lingkungan internal organisasi juga harus emngenal lingkungan eksternal organisasi. Tanpa mengenal lingkungan eksternal organisasi, maka manajemen organisasi akan berjalan secara acak (tak terarah) dan akan mudah terhempas oelh lingkungan eksternal yang mengitarinya. Lingkungan eksternal di dunia organisasi meliputi pesaing, pemasok, sponsor, target sasaran, lembaga pemerintah, masyarakat luas dan lain sebagainya.
         Kurang percaya diri.  Untuk mempunyai kemantapan terhadap tujuan organisasi, maka pemimpin/manajer dan orang-orangnya harus mempunyai kepercayaan diri yang kuat (self confidence) bahwa ia mampu mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Jika manajer mempunyai kepercayaan diri yang lemah maka akan senantiasa ragu di dalam melaksanakan tugasnya.
Apa yang dapat dikerjakan  untuk membantu pemimpin/manajer didalam merumuskan tujua organisasi secara efektif dan efisien. Pemimpin/manajer yang pengetahuannya kurang memadai di bidang lingkungan eksternal organisasi membutuhkan bantuan di bidang sistem informasi yang cukup memadai yang dapat disediakan dengan berbagai cara yang berbeda-beda. Dalam program pengembangan manajemen organisasi pemimpin/manajer akan melakukan kontak informal dari berbagi unit. Departemen atau divisi yang berbeda-beda. Kontak informal ini membantu untuk mengetahui berbagai hal yang ada diluar organisasi dan juga meningkatkan kepercayaan diri pemimpin di dalam melaksanakan tugasnya. Berbagai kendala atau ketakutan akan kegagalan akan dapat ditekan serendah mungkin jika organisasi telah mempunyai komunikasi yang baik dan efektif dalam kaitannya dengan penyusunan rencana. Bilamana perenecanaan merupakan proses yang mudah dimengerti maka akan lebih mudah bagi setiap individu mengembangkan tujuannya serta akan memperoleh bantuan di dalam mengembangkan rencana untuk mencapai nilai tujuan. Bilamana teknik pengambilan keputusan dipakai secara meluas maka akan lebih mudah menetapkan alternatif  yang diperlukan untuk mencapai tujuan lainnya. Ketakutan akan kegagalan dan kekurang yakinan diri juga dapat diperkecil melalui penataan dan penetapan tujuan yang realisitis serta berbagai cara untuk mencapainya. Pelatihan dan pembimbingan merupakan langkah yang efektif di dalam mencapai tujuan organisasi. Pengakuan dan penghargaan terhadap mereka yang berhasil merupakan langkah kedua dan menyediakan respon yang konstruktif dan mendukung ketika target masih belum tercapai merupakan langkah ketiga yang tidak bisa di remehkan. Perencanaan secara tidak langsung terkait dengan perubahan dan mengimplementasikan serta mengelola perubahan merupakan bagian tugas yang penting bagi manajemen. Banyak cara yang harus dilakukan oleh manajemen di dalam menghadapi berbagai perlawanan yang dilakukan oleh pihak lain atau bawahan yaitu :
         Perlu melibatkan pegawai dan kelompok terkait lainnya termasuk berbagai pihak yang berkepentingan di dalam proses perencanaan
         Menyediakan informasi yang memadai bagi pegawai mengenai rencana dan berbagai konsekuensi yang mungkin terjadai agar supaya mereka mau mengerti tentang kebutuhan akan adanya perubahan manfaat yang diharapkan dan apa yang diperlukan bagi implementasi yang efektif dan efisien.
         Mengembangkan perencaan yang efektif dan efisien serta implementasi yang efektif dan efisien pula. Catatan penelusuran keberhasilan kepercayaan diri bagi penyusun rencana dan pengakuan rencana baru.
         Sadar akan dampak perubahan organisasi yang diusulkan dan memperkecil gangguan yang tidak dikehendaki. Jika pengenalan proses manufaktur baru mengarah kepada pemberhentian  (pemutusan hubungan kerja) maka pelaksanaan proses baru tersebut harus dikaitkan dengan kendala yang ada sereta meyakinkan mereka yang berprasangka negatif
         Penetapan tujan dan skala prioritas di awal telah dijelaskan bahwa langkah awal di dalam menyususn rencana harus dimulai dari tujuan. Di dalam menyusun rencana maka pemimpin/manajer atau perencana harus menetapkan skala prioritas dan waktu yang tepat tentang tercapainya tujuan. Di samping itu maka pemimpin/manajer harus menyadari  konflik tujuan dan harus pula menyediakan pengukuran tujaun sehingga hasil dari pelaksanaan dapat diukur dan dievaluasi. Berbagai aspek yang harus diperhatikan di dalam penetapan tujan dan prioritas meliputi :
a.Skala Prioritas Tujuan
Yang dimaskud skala prioritas adalah urutan kepentingan dari tertinggi sampai terendah. Skala prioritas memegang peranan yangsangat penting sebab skala prioritas ini akan memberikan perhatian yang penuh bagi manajer didalam mengalokasikan sumber daya yang ada sehingga yang diutamakan adalah yang mempunyai prioritas utama (terpenting). Skala prioritas tujuan organisasi menunjukkan tahapan yang hendak dicapai yang disesuaikan dengan kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman organisasi. Karena penetapan skala prioritas merupakan keputusan kebijakan maka umumnya manajer menghadapi kesulitan di dalam merumuskannya. Untuk itu biasanya disusun tim yang akan membahas skala prioritas tersebut.
b.Kerangka Waktu Tujuan
Di dalam kajian analisis studi gerak dan waktu dijelaskan bahwa setiap setiap gerak membutuhkan waktu dan tindakan merupakan kumpulan gerak sehingga tindakan akan lebih banyak waktu yang diperlukan dibandingkan gerak. Dimensi waktu secara tak langsung merujuk pada aktivitas organisasi yang diarahkan oleh berbagai tujuan yang berbeda dan sangat tergantung kepada durasi (penyelesaian) tidankan yang direncanakan. Tujuan jangka pendek dapat dicapai dalam waktu kurang dari satu tahun sedangkan tujuan jangka menengah dicapai kurang dari 5 tahun, akan tetapi lebih dari satu tahun keterkaitan prioritas dan waktu sangat erat dan keterkaitan itulah maka dapat menetapkan suatu definisi tentang suatu kegiatan atau suatu obyek. Batasan waktu dapat menjadi manajemen berpikir dan bertindak efektif sehingga menghasilkan kinerja yang efektif pula. Dari ukuran (dimensi) waktu maka kinerja organisasi akan dapat diketahui apakah organisasi tersebut telah melakukan tugasnya secara efektif dan efisien. Dalam kaitannya dengan waktu ini pula maka meskipun tujuan organisasi diklasifikasikan kedalam jangka pendek, menengah dan panjang aka tetapi ketiganya sebenarnya mempunyai satu kesatuan yang utuh, karena ketiganya akan saling mempengaruhi. Oleh karena itu perhatian manajemen suatu organisasi tidak dibenarkan hanya berfokus pada salah satu unsur waktu saja.
c.Konflik Diantara Tujuan
Organisasi akan berhubungan dengan berbagai pihak yang berkepentingan dan berbagai pihak yang berkepentingan atas organisasi mempunyai berbagai otoritas yang berbeda-beda dari mulai lemah sampai yang kuat. Yang kuat mempunyai pengaruh yang besar bagi perkembangan dan kinerja prganisasi. Karena benyaknya pihak yang berkepentingan maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi konflik tujuan organisasi. Oleh karena itu, manajemen dituntut untuk membuat keputusan yang bijak agar pihak yang berkepentingan tidak merasa dikecewakan. Meskipun dengan sebenarnya terdapat tujuan organisasi umumnya tidak akan menolaknya dan manajemen harus mempertimbangkan berbagai kepentingan dan pemusatan dari berbagai kelompok berkepentingan yang berbeda-beda.
d.Pengukuran Tujuan
Tujuaan organisai harus dapat dimengerti dan diterima guna membantu manajemen agar dapat mencapainya. Dalam kenyataannya, banyak orang percaya bahwa tujuan spesifik yang mudah diukur akan dapat meningkatkan kinerja, baik bagi individu maupun bagi organisasi. Dalam kaitannya dengan pengukuranini yang harus diperhatikan adalah di bidang apa yang akan diukur dan apa jenis pengukurannya serta metode apa yang digunakan di dalam pengukuran. Di dalam praktiknya ternyata kinerja manajemen yan efektif memerlukan penetapan pengukuran tujuan diberbagai bidang fungsi kegiatan.
2. Mendefinisikan Situasi Sekarang (Berjalan)
Seberapa jauh suatu organisasi gagal mencapai tujuan jangka pendeknya atau berhasil mencapainya dan berbagai faktor apa yang berpengaruh ? pertanyaan ini tentunya sangat terkait dengan situasi sekarang atau situasi sedang berjalan. Pemimpin/manajer harus menyadari bahwa situasi dan keadaan sekarang sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi sebelumnya dan posisi sekarang sangan dipengaruhi akan mempengaruhi situasi dan kondisi yang akan datang. Oleh karena itu mengenal situasi dan kondisi sekarang sangat penting artinya bagi seorang pemimpin/manajer dan dari data masa lalu sampai pada posisi sekarang merupakan petunjuk atau sinyal seberapa jauh perencanaan yang telah dilakukan telah berjalan efektif dan efisien. Berdasarkan pengalaman di dalam menyususn perencanaan untuk masa yang akan datang.
3. Mengenal Dukungan dan Kendala
Setiap penyususn rencana sebaiknya mengenal apa saja yang akan mendukung perencanaan yang disusum dan kendala apa saja yang merintanginya. Dengan mengenal dukungan dan kendala maka pemimpin/manajer akan dapat mengantisipasi sedini mungkin tentang berbagai hal yang akan terjadi dari kemungkinan yang terjelek (terburuk) sampai kepada kemungkinan terbaik. Sebaiknya pemimpin/manajer lebih memusatkan perhatiannya kepada berbgai kemungkinan terjelek dari pada memusatkan kepada kemungkinan terbaik. Memahami berbagai kemungkinan terjelek akan menyadarkan pemimpin/manajer untuk bertindak hati-hati, sedangkan memperhatikan kemungkinan terbaik akan memotivasi pemimpin/manajer di dalam melaksanakan tugasnya. Segala kemungkinan terjelek dan terbaik harus dapat dicantumkan di dalam penyusunan perencanaan. Pemimpin/manajer dapat menggunakan pendekatan terendah dan tertinggi (high and lawa point method) atau menggunakan teerjelek dan terbaik (the worts and the best method).

4. Mengembangkan Premis Peerencanaan
Yang dimaksud premis disini adalah asumsi tentang lingkungan dimana organisasi itu berada. Lingkungan organisasi yang sedang berubah akan sangat mempengaruhi aktivitas organisasi, memaksa adaptasi operasi berjalan dan perlu peninjauan tentang segala tatanan yang ada dalam organisasi. Pemimpin/manajer yang ahli akan senantiasa berusaha memanfaatkan sumber informasi yang tersedia guna mengantisipasi dan merencanakan metode yang tepat untuk disesuaikan dengan segala kemungkinan yang akan terjadi. Oleh karena itu, sebelum pemimpin/manajer menyusun rencana sebaiknya pemimpin/manajer telah membuat peramalan yang terkait dengan rencana yang akan di susun. Peramalan akan sangat membantu pemimpin/manajer di dalam menyusun rencana sebab peramalan akan memberikan sinyal dini bagi manajer.
5. Mengembangkan Metode Pegawasan Operasi Rencana
Meskipun perencanaan berlum dilaksanakan  akan tetapi sebaiknya metode pengawasan yang akan dilakukan telah ditetapkan terlebih dahulu. Didalam metode pengaawasan  telah dperhitungkan berbagai permasalahan dan kendala di lapangan serta berbagai cara  menanggulanginya, jka metode pengawasan  tidak dipersiapkan terlebih dahulu  maka terjadi permasalahan atau kendala di lapangan maka metode pegawasannya cenderung kurang sistematis  dan cenderung bersifat acak. Pengawasan melibatkan analisis berkelanjutan dan pengukuran operasi aktual terhadap standar yang dikembangkan dan di rumuskan di dalam proses perencanaan.


2.4  TIPE-TIPE PERENCANAAN
1.        Leading (menyusun), mengambil keputusan, mengadakan komunikasi agar ada
saling pengertian antara manajer dan bawahan, memberi semangat, inspirasi dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak, memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuan dan sikap bawahan agar mereka teramoil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan. Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan yaitu :
a.  Mengambil keputusan
b. Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan
c. Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka                        bertindak.
d. Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.

2.        Budgeting (penganggaran)
Budgeting (penganggaran) yaitu penyusunan dan penetapan anggaran belanja yang diperlukan untuk pelaksanaan perencanaan. Perencanaan tanpa penganggaran tidak mungkin dapat dilaksanakan. Dalam penganggaran itu ditentukan modal dan biaya yang diperlukan. Banyak usaha yang gagal karena kekurangan modal dan biaya. Dengan demikian perencanaan akan gagal apabila penganggaran yang disediakan tidak mencukupinya. Oleh karena itu penyusunan perencanaan tidak dapat dilepaskan dari penganggaran. Jadi penganggaran adalah perencanaan di bidang keuang-an/pembiayaan.
3.        forecasting
Forecasting menurut Lindal F. Urwick  adalah suatu langkah permulaan dalam proses perencanaan untuk penyusunan suatu rencana. Meramalkan biasanya berupa suatu pengira-ngira, penafsiran, penyelidikan pendahuluan terhadap segala kemungkinan-kemungkinan yang mungkin bisa atau akan terjadi sebelum penyusunan suatu rencana yang lebih pasti dilakukan.

4.        Programming
Programming, merupakan salah satu fungsi manajemen yang berarti proses, cara,
pembuatan dan program atau dengan kata lain berfungsi sebagai rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha yang akan dijalankan (pembuatan program).

A.    Perencanaan Terpusat
Dalam perencanaan terpusat semua kegiatan sampai kepada tingkat yang paling rendah dikendalikan oleh pemerintah pusat. Perencanaan ini diterapkan di Uni Soviet, Cina, Korea Utara, Vietnam dan negara-negara komunis lainnya sampai pada tahun 1990. Dalam perencanaan ini seperangkat sasaran yang ditetapkan oleh para perencana pusat merupakan landasan bagi suatu rencana ekonomi yang lengkap (komprehensif). Fungsi alokatif harga dalam sistem ekonomi liberal digantikan sepenuhnya oleh arahan pemerintah pada semua tingkat kegiatan ekonomi. Dengan demikian peranan pemerintah dalam kegiatan ekonomi sangat besar.
Sejak akhir tahun 1980-an di kebanyakan negara-negara komunis dimulai reformasi ke arah desentralisasi pengambilan keputusan, baik dalam bidang ekonomi maupun politik. Intinya adalah memberikan kebebasan dan peran yang lebih banyak kepada usaha-usaha swasta, dan sebaliknya mengurangi kegiatan pemerintah dalam kegiatan ekonomi negara.
B.             Perencanaan Indikatif
Dalam perencanaan indikatif pemerintah bekerjasama dengan pihak swasta menyusun garis-garis besar proyeksi ekonomi. Perhatikan bahwa proyeksi ekonomi merupakan unsur penting dalam suatu perencanaan ekonomi.
Perencanaan indikatif adalah perencanaan yang bertumpu sepenuhnya kepada mekanisme pasar dalam mengalokasikan sumber-sumber produksi dan hasil-hasilnya.
Perencanaan indikatif sering juga disebut dengan perencanaan antisiklis (anti-cyclical planning) dan biasanya diterapkan di negara-negara industri maju (NIM), dimana sektor swastanya sudah kuat dan pasarnya sudah bekerja dengan baik. Tujuan utama perencanaan ini adalah untuk memelihara stabilitas ekonomi (atau terbebas dari fluktasi siklis) dalam kerangka ekonomi yang ada. Kebijaksanaan-kebijaksanaan dan usaha-usaha yang diterapkan untuk mencapai tujuan perencanaan sebagian besar dilaksanakan melalui “operasi pasar”. Perencanaan antisiklis (Anti-cyclical planning) juga disebut “corrective planning” karena tujuannya adalah untuk mengoreksi kecenderungan-kecenderungan tertentu yang tidak menguntungkan dalam perekonomian negara yang bersangkutan.
Serentetan usaha yang diterapkan oleh negara-negara kapitalis maju di Barat pada tahun 1930-an adalah bentuk perencanaan antisiklisdan korektif ini. Eksperimen Blum di Perancis pada tahun 1936-1937 dan eksperimen New-Deal di USA pada tahun 1933 di bawah pemerintahan Presiden Rosevelt adalah beberapa contoh perencanaan Antisiklis di negara-negara ini.
Undang-undang kesempatan kerja USA pada tahun 1946 adalah ilustralis lain mengenai perencanaan kolektif. Ide yang melandasi pengaturan ini adalah untuk mengcounter kekuatan depresi sebagaimana halnya inflasi dengan mengarahkan dan memandu perusahaan-perusahaan swasta. Belanda mungkin merupakan contoh negara yang menerapkan perencanaan antisiklis yang paling efektif. Suatu hal penting yang perlu diingat adalah bahwa pada perencanaan antisiklis pemerintah membatasi dirinya dari intervensi yang terlalu banyak dalam masalah ekonomi negara yang bersangkutan, tetapi pada waktu yang sama berusaha secara aktif memandu dan mengatur perusahaan-perusahaan swasta agar terhindar dari fluktasi-fluktasi bisnis dalam perekonomian yang bersangkutan. Perencanaan pembangunan (Development planning) dapat belajar banyak dari pengalaman perencanaan antisiklis, meskipun suatu pemindahan teknik yang sembarangan dari perencanaan antisiklis ke perencanaan pembangunan akan lebih banyak jeleknya daripada baiknya.
C.            Perencanaan Pembangunan
Perencanaan pembangunan, biasanya megandung unsur-unsur yang terdapat pada perencanaan terpusat dan perencanaan indikatif atau antisiklis. Ketiganya menghendaki kenaikanincome dan kesempatan kerja. Tetapi terdapat perbedaan yang mendasar diantara ketiganya.
Sebagai contoh, perencanaan antisiklis mencoba mencapai pemanfaatan carapenuh sumber-sumber dan kemajuan sosio-ekonomi melalui keberadaan institusi-institusi di negara maju. Perencanaan pembangunan di NSB, sebeliknya mencoba mencapai peningkatan income dan employment dengan mematahkan hambatan-hambatan struktural yang menghalangi pertumbuhan. Dengan kata lain perubahan-perubahan dalam struktur sosio-ekonomi tradisional merupakan suatu prakondisi bagi perencanaan pembangunan. Akselerasi pertumbuhan ekonomi serta perubahan struktural adalah suatu prakondisi bagi perencanaan pembangunan. NSB (UDC) di Asia dan Afrika memilih perencanaan pembangunan untuk meningkatkanincome dan kesempatan kerja. Perencanaan antisiklik jelas tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pembangunan suatu NSB.
Tugas-tugas umum yang harus dilakukan oleh pemerintah pada suatu NSB dapat disusun dalam suatu kerangka kerja berikut:
1.      Memelihara perdaiaman, ketertiban hukum dan menghilangkan korupsi pada semua jajaran pemerintahan. Tidak ada suatu negarapun yang dapat membangun dalam suasana perang dan revolusi pemerintahan yang korup dapat merintangi jalanya pembangunan.
2.      Memberikan jasa pendidikan dan kesehatan, insfrastruktur seperti transportasi dan energi (power) serta informasi dalam entuk statistik, survey sumber-sumber daya alam dan lain-lainnya
3.      Menerapkan kebijaksanaan fiskal yang tepat, dan kebijakan-kebijakan dalam perdangan. Semuanya ini memerlukan lembaga-lembaga ekonomi seperti sistem perbankan dan sebagainya
4.      Mendorong tabungan domestik, baik privat saving maupunpublik saving sehingga tersedia dana yang diperlukan dalam pembangunan
5.      Mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dijumpai dalam perekonomian serta berusaha untuk menghilangkannya. Dan melalui seperangkat kebijakan pajak dan subsidi berusaha mendorong perkembangan sektor pertanian dan merangsang perkembangan jenis-jenis industri yang cocok untuk dikembangkan di negara-negara yang bersangkutan.

Perencanaan komprehensif dan perencanaan parsial
Perencanaan Ekonomi Nasional dapat mengambil dua bentuk yaitu: a) komprehensif dan b) parsial.
Dalam perencanaan parsial suatu negara mencoba untuk merencanakan hanya sektor-sektor ekonomi yang penting, katakanlah pertanian, industri, investasi, tarif dan sebagainya. Juga mungkin negara yang bersangkutan merencanakan hanya aspek-aspek tertentu dari berbagai cabang kegiatan ekonomi. Selanjutnya, negara mungkin terpaksa hanya merencanakan tanaman tertentu tanpa merencanakan lapangan pertanian secara keseluruhan. Profesor Lewis menyebut parsial planning sebagai “pice-meal planning” yang mungkin diperlukan dalam sektor-sektor perekonomian dimana kekuatan-kekuatan demand dansupply keluar dari ekuilibrium. Dus dalam parsialplanning tidak terdapat pretensi untuk menyusun suatu perencanaan komprehensif dan terintegrasi secara baik. Suatu perencanaan komprehensif, sebaiknya menyentuh semua aspek dari perekonomian dan terintegrasi secara tepat sehingga mengcover semuanya. Perencanaan parsial, pendek kata bukanlah suatu perencanaan. Perencanaan parsial tidak efektif tanpa diarahkan kepada perencanaan komprehensif. Penyusunan perencanaan parsial bagaimanapun juga harus menyangkut diskusi mengenai perencanaan umum (general planning).

Perencanaan permanen dan perencanaan emergensi
Perencanaan permanen berarti perencanaan jangka panjang. Perencanaan permanen mempunyai ruang lingkup yang lebih luas. Tujuannya lebih ambisius dan tidak dapat dicapai dalam jangka pendek. Contoh negara yang menerapkan perencanaan permanen ini adalah Uni Sovyet.
Sebaliknya perencanaan emergensi bersifat insidentil dan jangka pendek. Tujuannya adalah mengatasi dis-ekuilibrium yang terdapat dalam perekonomian yang bersangkutan misalnya untuk mengatasi fluktasi siklis dalam perekonomian yang bersangkutan.

Perencanaan umum dan dan perencanaan terinci
Perencanaan umum adalah perencanaan yang berisi gagasan-gagasan yang bersifat umum mengenai pembangunan pada masa yang akan datang.
Perencanaan terinci, sebaliknya tidak hanya membuat panduan yang bersifat prinsip tetapi juga dilengkapi secara rinci dengan bagaimana prinsip-prinsip ini dipraktekkan.

Perencanaan fungsional dan perencanaan struktural
Perencanaan fungsional adalah perencanaan ekonomi dalam suatu tatanan sosio-ekonomi yang ada mislanua, kerangka sistem ekonomi yang kepitalistik.
Perencanaan struktural adalah perencanaan dari suatu tatanan yang sama sekali baru dengan melakukan perubahan-perubahan yang radikal dan besar-besaran dalam struktur ekonomi yang ada. Dengan kata lain dalam perencanaan struktural terdapat gagasan untuk merubah struktur ekonomi.
Perencanaan melalui imbasan dan perencanaan melalui arahan
Perencanaan melalui imbasan (by inducement) menganggap adanya perusahaan dalam lapangan ekonomi secara keseluruhan. Pemerintah kemudian mencoba merencanakan kegiatan ekonomi secara tidak langsung. Pemerintah hanya mencoba mempengaruhi keputusan-keputusan ekonomi dan investasi dengan memainkan insentif-insentif investasi terhadap entrepreneurs melalui kebijaksanaan fiskal dan moneter, tetapi tidak dengan mengatur atau mengontrol operasi perekonomian secara langsung. Perencanaan ekonomi sesudah PD II di Perancis dapat dikatakan sebagai “planning by inducement”. Perencanaan ini sering juga disebut “indicative planning”.
Perencanaan melalui imbasan (planning by inducement) sering pula disebut “indicative planning’. Esensi dari perencanaan ini adalah dalam kenyataan bahwa semua pihak yang terkait dengan perencanaan tersebut diikutsertakan dalam penyusunan perencanaan tersebut diikutsertakan dalam penyusunan perencanaan tersebut sehingga mereka menjadi ingin berpartisipasi dalma mencapai berbagai target yang diusulkan dalam perencanaan tersebut.
Dalam perencanaan melalui arahan (planning by direction) terdapat pra asumsi bahwa dalam perekonomian negara yang bersangkutan tidak terdapat sektor swasta. Jenis perekonomian ini hanya terdapat di negara-negara komunis (sosialis) seperti Uni Sovyet dan RRC. Dengan kata lain jenis perencanaan ini hanya bisa diterapkan pada suatu “perekonomian komando”, dimana pola produksi tidak diatur oleh mekanisme pasar, melainkan oleh arah-arahan dan komando-komando dari otoritas perencanaan sentral. Ada beberapa penulis yang menolak “planning byinducement” sebagai suatu real planning.
 Perencanaan imperative dan perencanaan fleksibel
Piere Bauchet, seorang ahli ekonomi Perancis membedakan perencanaan imperatif dengan perencanaan fleksibel. Perencanaan imperaitf tidak hanya mengcover setiap cabang dari kegiatan tetapi juga merangkul berbagai aspek industri, dan kesempatan kerja. Perencanaan ini bertumpu kepada implementasinya pada tatanan yang ada, perencanaan ini dikendalikan oleh Biro Perencanaan Pusat.
Perencanaan fleksibel, sebaliknya beroperasi dalam batas-batas proyeksi lebih luas pada sistem tertentu secara keseluruhan dan terdiri dari sejumlah target yang terbatas, yang biasanya ditetapkan bercabang (per farm) yang mengizinkan terjadinya pertimbangan kebebasan dalam tindakan. Perencanaan fleksibel menetapkan kebebasan dalam tindakan. Perencanaan fleksibel menetapkan tujuan masing-masing sektor dasar, yang sebagian besar diantaranya bersifat nasional, tetapi hanya menyarankan target-target untuk sebagian besar dari industri-industri manufaktur. Dalam perencanaan imperatif, masa depan ditentukan sebelumnya dengan teliti. Dalam perencanaan fleksibel hal ini hanya ditunjukkan secara garis besar. Perancis dapat dikatakan sebagai suatu negara yang menerapkan perencanaan fleksibel.
Secara umum dapat diaktakan, perencanaan ekonomi pada negara-negara yang menerapkan sistem ekonomi campuran, pemerintah memegang kendali secara langsung, misalnya dalam penetapan besar dan arah investasi. Sebaliknya dalam merencanakan sektor swasta pemerintah hanya dapat menggunakan pendekatan persuasif untuk mempengaruhi ukuran dan komposisi dari prestasi swasta. Di Prancis, pemerintah menseleksi laju pertumbuhan ekonomi untuk periode perencanaan tertentu. Para perencana kemudian menjabarkan laju pertumbuhan tersebut untuk berbagai sektor perekonomian tersebut. Mereka menetapkan target-target investasi untuk sektor publik seperti halnya untuk sektor swasta. Target-target untuk sektor publik bersifat perintah (yang harus dilaksanakan), sementara target-target untuk sektor swasta hanya bersifat indikatif. Tetapi hal itu tidak berarti pemerintah tidak dapat menggunakan kekuasaannya untuk mempengaruhi sektor swasta ke arah yang diinginkannya. Perencanaan Perancis, oleh karena itu, kurang bersifat perintah (mandatory).
Perencanaan di Jepang juga menggunakan pendekatan persuasi untuk mencapai target-target pembangunan. Tujuan utama perencanaan adalah untuk memberikan panduan kepada pemerintah dan swasta. Tidak dapat kontrol terhadap sektor swasta dan hanya sedikit kontrol terhadap sektor publik.
Di Pakistan perencanaan umumnya diatur oleh pemerintah masing-masing propinsi dan pemerintah pusat, tetapi tidak oleh sektor swasta. Perencanaan India tidak membatasi kegiatan sektor swasta meskipun pada sektor publik bersifat mandatory (perintah).
Dalam diskusi singkat di atas kita dapat mengatakan perencanaan di Uni Sovyet bersifat komprehensif, tersentralisir, struktural dan bersifat arahan. Perencanaan di Inggris selama 1945-1951 bersifat parsial, fungsional, desentralisasi, direksional dan struktural. Perencanaan di India dapat dipertimbangkan sebagai komprehensif, sentralisasi, struktural secara parsial (Dari sudut pandangan sektor publik) dan kombinasi perencanaan melalui imbasan (planning by induced)dengan perencanaan melalui arahan?????????? yang menyangkut sektor swasta, diterapkan perencanaan melalui mekanisme harga dan sejauh menyangkut sektor publik diterapkan perencanaan melalui arahan.
Perencanaan regional
Perencanaan regional menyangkut penggunaan pengendalian dari pusat atas perekonomian dari area atau daerah tertentu yang mengatur sebagian dari suatu negara. Perencanaan nasional meliputi semua kawasan di suatu negara tertentu sementara perencanaan internasional meliputi beberapa negara yang berada dalam lingkupnya.
1.      Perencanaan Regional
Perencanaan regional paling tidak terdiri dari dua tipe berikut:
  1. Kerangka pembangunan ekonomi independen yang tepat untuk suatu region
b.     Suatu proses desentralisasi dalam formulasi, implementasi dan supervisi perencanaan       nasional



2.5 PENDEKATAN  DALAM PERENCANAAN

1.      Perencanaan inside-out dan perencanaan outside-in
Perencanaan inside-out: terfokus pada yang sudah dilakukan dan mengusahakan untuk melakukan yang tebaik yang dapat dilakukan. Ini meningkatkan efektivitas organisasi.
Perencanaan outside-in: dari analisa lingkungan eksternal muncul perencanaan untuk mengeksploitasi kesempatan-kesempatan dan meminimisasi permasalahan yang terjadi. Kedua perencanaan ini dapat dikombinasikan agar optimal.
2.      Perencanaan top-down dan perencanaan bottom-up
Perencanaan dari atas ke bawah (top-down): manajer dibawah manajer puncak membuat perencanaan berdasarkan tujuan yang telah ditentukan manajer puncak.
Perencanaan dari bawah ke atas (bottom-up) dikembangkan pada tingkatan yang lebih bawah tanpa adanya batasan yang secara teratur melewati hirarki tersebut ke tingkat manajer puncak. Kelebihan: kuatnya komitmen dan kepemilikan dalam perencanaan yang lebih rendah. Kelemahan: bila terlalu ekstrim mungkin akan gagal untuk menghasilkan seluruh tugas yang terintegrasi dalam organisasi secara keseluruhan.
3.      Perencanaan contingency
perencanaan yang terfokus pada pemikiran ke depan. Perencanaan ini meliputi penentuan alternatif-alternatif tindakan yang dapat diimplementasikan seandainya perencanaan orisinil tidak sesuai karena adanya perubahan keadaan. Kunci: prediksi perubahan yang akan datang yang dapat berakibat pada perencanaan yang sedang dijalankan.

BAB III
 PENUTUP
3.1  Kesimpulan 
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis, bukan hanya pada intuisi 8 dugaan. Dalam perencanaan terdiri dari macam-macam perencanaan, yaitu perencanaan organisasi dan perencanaan kontijensi. Perencanaan organisasi terbagi menjadi 3 yaitu perencanaan strategis, taktis dan operasional. Adapun kerangka waktu dala perencanaan organisasi yaitu sebagai berikut : rencana jangka panjang, jangkah menengah, dan jangka pendek. Suatu perencanaan juga terdapat berbagai hambatan dalam penetapan tujuan. Hambatan tersebut antara lain tujuan yang tidak tepat, sistem penghargaan yang tidak tepat, penolakan terhadap perubahan dan keterbatasan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar